Saturday, July 2, 2011

DOA


DOA[1]
Pdt. Dr.Richard Daulay


Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yakobus 5: 16b).

  1. Apakah Doa?
Ronald J. Sider, dalam bukunya, Living Like Jesus: Eleven Essentials for Growing a Genuine Faith,   mengatakan bahwa salah satu cara untuk bertumbuh dalam iman adalah “immersed in prayer, filled with the Spirit.” Dengan kata lain, doa adalah salah satu alat yang paling ampuh untuk memperteguh iman. Doa dan iman ibarat satu mata uang dengan dua sisi. Tidak ada iman tanpa doa dan tidak ada doa tanpa iman. Hanya orang yang berimanlah yang membutuhkan doa dan hanya orang yang berdoalah yang memiliki iman. Tidak mungkin orang berdoa tanpa iman. Dan sebaliknya tidak mungkin iman bertumbuh tanpa doa yang benar.  Doa orang besar sangat besar kuasanya bila dengan yakin didoakan. (Yakobus 5:16). Mother Theresa (yang mengabdikan hidupnya menolong orang miskin di India) berkata: Renungan (Firman Tuhan) mendatangkan doa; doa mendatangkan iman; iman mendatangkan kasih; kasih mendatangkan pelayanan; pelayanan mendatangkan sukacita.  

Pertanyaannya adalah: Apa itu doa? Pertama-tama harus kita ketahui bahwa definisi doa adalah “the process of discovering what the Lord is doing” (proses mengetahui apa yang Tuhan sedang lakukan). Atau denga kata lain: Doa adalah proses mengetahui kehendak Allah. Doa bukanlah alat untuk mengintervensi Allah, atau mengubah rencana Allah. Doa bukanlah mengajari Allah tentang apa yang akan dia lakukan, apalagi menuntun Allah untuk memberikan yang terbaik bagi kita. Alkitab berkata, bahwa “… Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu” (Matius 6:32). Untuk mengetahui kehendak Allah maka syaratnya kita harus dekat dengan Dia.  Untuk mendekatkan diri kepada Tuhan agar kita mengetahui kehendaknya dalam hidup kita, maka tiada lain adalah dengan “berkomunikasi” dengan Tuhan. Dan satu-satunya alat berkomunikasi dengan Tuhan adalah “doa”. Persoalannya adalah sejauh mana kita “akrab” dengan Tuhan kita? Yang Tuhan mau adalah hubungan kita dengan dia adalah “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu…Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku (baca: Aku) tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:4 dan 7) Derajat hubungan yang Tuhan inginkan adalah bahwa kita dengan Tuhan menjadi “the best friend” (sahabat). Jalan satu-satunya untuk masuk dalam derajat komunikasi seperti ini adalah “Tetaplah berdoa” (I Tes. 5:18). Dalam bahasa Inggris dikatakan “Pray continually”. Doa adalah komunikasi dengan Allah. Dan, komunikasi yang benar itu adalah: 75% mendengar dan 25 persen berbicara. Doa juga begitu. Ketika kita berdoa, kita harus berikan waktu mendengar (berdiam diri, merenungkan, mendengarkan rhema Tuhan) lebih banyak daripada berkata-kata. Karena Roma 10: 17 berkata  bahwa “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman (rhema) Kristus”.

  1. Mengapa doa tidak dijawab?
Tidak semua permohonan doa dijawab Tuhan. Contoh yang paling relevan dengan hidup kita sehari-hari adalah paulus. Paulus, adalah rasul yang paling besar, yang meninggalkan semua kebesaran dan kemewahan dan status untuk dapat menyerahkan seluruh hidupnya untuk pemberitaan Injil di seluruh dunia sekitar laut tengah. Sama seperti kita, Paulus bukan orang yang tanpa kelemahan dan penyakit. Dia mengidap satu persoalan yakni penyakit kronis yang sangat menyusahkan hidupnya, yang dia sebutkan dengan “Duri di dalam daging” (thorn) atau “utusan iblis”. Berulang kali Paulus meminta dalam doanya (dalam Alkitab dikatakan tiga kali, sebagai lambang berulang-ulang) agar penyakit ini diangkat oleh Tuhan. Ada mengatakan Paulus mengidak penyakit rematik, malaria, epilepsi, sakit mata (katarak), insomania (tak bisa tudur), migran dll. Ternyata, walaupun Paulis adalah Rasul Allah yang paling besar jasanya dalam Sejarah Gereja, paling meninggikan Tuhan, permintaannya itu tidak dikabulkan oleh Tuhan. Penyakitnya tetap dideritanya sampai masa tua dan sampai pada akhir hidupnya. Pertanyaan berikut: apakh doa Paulis dijawab oleh Tuhan? Ya, doanya jelas dijawab oleh Tuhan. Bagi Paulus, penyakitnya itu bukan lagi sesuatu yang melemahkan fisiknya, apalagi melemahkan imannya. Sebaliknya dalam doa dan renungannya paulus mendengar rhema yang berkata-kata, “Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna.” (II Korintus 12: 9). Kata-kata ini adalah sebuah “rhema” (firman Kristus) yang meneguhkan iman seorang percaya yang bernama paulus. Dengan doa, yang tadinya “duri dalam daging” menjadi “kasih karunia”. Ini namanya “blessing in disguise” (Berkat terselubung). Denga kata lain, doa Paulus dijawab oleh Tuhan melebihi apa yang dia harapkan. Ternyata “permitaan yang tidak dikabulkan” juga adalah “jawab doa”.

Contoh lain ialah ketika Yesus berdoa di Taman Getsemane. Sebagai manusia, terdiri dari darah dan daging, Yesus tergetar menghadapi kematian yang sangat tidak terhormat melalui salib itu. Dalam suasana gemetar, pedih dan goncang (“Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya”), Yesus sempat meminta dalam doa: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26: 39). Doa Yesus ini pasti didengar Allah Bapa-Nya di sorga, tetapi permintaan dalam doa Yesus untuk melalukan (melepaskan) penderitaan salib dari Yesus tidak terkabul. Allah Bapa melihat bahwa dengan salib itulah satu-satunya jalan untuk melepaskan dunia ini. Doa Paulus juga tidak dikabulkan karena Allah hendak menggunakan “duri dalam daging”  Paulus itu sebagai alat untuk membuat Paulus tetap “rendah hati” sebagai syarat untuk pelayanan Paulus yang sangat luas dan besar itu. “There is no ministry without humility”.

Kita juga mempunyai pengalaman tentang doa yang tidak terkabul, tetapi akhirnya kita sadar bahwa Tuhan lebih tahu apa yang kita perlukan.  Itu berarti doa kita dikabulkan dengan cara Allah yang sering di luar jangkauan pemikiran kita. Yang penting kita harus terus berdoa.

  1. Bagaimana Tuhan menjawab doa?

If the request is not right, God says: no,
If the time is not right, God says: slow,
If you are not right, God says: grow,
If everything is alright, God says: Go.”

Doa adalah “kunci pembuka kunci sorga” untuk mengetahui “apa yang Tuhan kehendaki” dalam hidup kita.  Sering Tuhan tidak menjawab doa, sesuai dengan keinginan si pendoa. Tetapi tidak berarti Tuhan tidak mendengar doa. Tuhan mendengar semua doa. Masalahnya, tidak semua permohonan (petitions) dikabulkan oleh Tuhan, karena Tuhan jauh lebih tahu apa yang perlu bagi kita dalam rangka membangun Kerajaan Allah. Dalam kaitan ini, Roma 8: 28 berkata, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Alkitab mencatat sejumlah faktor yang bisa menghalangi doa kita, sekaligus hal-hal yang harus kita lakukan atau hindari supaya doa kita dikabulkan sbb:

  1. Kurangberdoa (Yakobus 4: 2, bandingkan Matius 7:7)
  2. Bimbang (Matius 21: 20, bandingkan  Ibrani 4: 16)
  3. Dosa (Yesaya 59: 1-2, bandingkan Mazmur 66: 18)
  4. Motive yang salah, (Yakobus 4: 2, bandingkan 2 Petrus 3: 9)
  5. Todak solider (Amsal 21: 13, bandingkan 1 Yohanes 3: 17-18)
  6. Tidak mengampuni (Efesus 4: 32, bandingkan Markus 11: 25)
  7. Sombong (Pride), ( 1 Petrus 5: 5, bandingkan Yakobus 5: 16)
  8. Tidak mengasihi istri (1 Petrus 3: 7)

  1. Penutup
Martin Luter berkata “Doa adalah nafas orang Kristen”, karena itu dia menganut prinsip hidup (motto): “Ora et labora” (Berdoa sambil bekerja) dan “Dihorhon tangiang do satonga ni ulaon”  (Doa menyelesaikan setengah dari tugas pekerjaan). John Wesley pernah berkata bahwa dia akan mengubah dunia kalau dia memunyai seratus orang teman sekerja yang setia berdoa. Yesus sering berdoa di pagi hari  waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
          Ayat kesukaan saya tentang doa adalah Filipi 4: 6-7 yang berkata  Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”.
   





[1] Bahan Pemahaman Alkitab jemaat HKBP New York, 24 Juni 2011.

No comments:

Post a Comment