KEPEMIMPINAN KRISTEN
Bahan Pemahaman Alkitab di HKBP New York
Jumat,10 Juni 2011
Oleh: Pdt. Dr. Richard Daulay
“Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat” - If there is no vision, people perish (Amsal 29: 18)
Bacaan: Yohanes 10: 1-22.
Dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru akan ditemukan begitu banyak pemimpin-pemimpin yang muncul dalam konteksnya masing-masing dengan visi dan misi yang berbeda-beda. Musa, Yosua, Daud, Salomo, Ezra dan Nehemia adalah tokoh-tokoh penting dalam PL yang dilahirkan oleh zamannya masing-masing. Sedangkan dalam PB antara lain kita mengenal Yesus, Yohanes Pembaptis, Petrus, Paulus dan Timotius yang juga mempunyai gaya kepemimpinan sendiri-sendiri.
Dalam perbendaharaan bahasa Indonesia banyak istilah yang dipergunakan mengacu pemimpin seperti: presiden, ketua, kepala, direktur, manajer, komandan, koordinator, boss, penguasa, mandataris dan eksekutif (CEO). Sadar atau tidak sadar istilah-istilah di atas telah pula masuk ke dalam gereja dan komunitas kristiani lainnya dengan segala konsekwensinya.
Banyak istilah-istilah PL dan PB yang mengacu pada pemimpin, misalnya: gembala, pelayan, penatalayan, pejabat, rasul, nabi, guru (rabbi), diakon, bishop, dan penilik. Saya hanya bermaksud membahas dan mengajak kita merenungkan arti dan makna dua sebutan pertama yang sama-sama muncul dalam PL dan PB yaitu "gembala" dan "pelayan". Karena dalam kedua istilah itu sudah tercakup makna leadership (kepemimpinan) Kristen yang sebenarnya.
Perkataan gembala (poimen dalam PB dan ro'e dalam PL) di Timur Tengah sebagaimana terdapat dalam PL dan PB mempunyai dua makna (1) pemberi makan (feeder) dan (2) penjaga (protector). Gembala di Palestina adalah seorang yang bertugas untuk menuntun kawanan domba (ternak) yang digembalakannya ke padang rumput yang hijau dan ke air yang tenang (Mazmur 23:1-2). Gembala juga bertanggungjawab atas keselamatan kawanan domba gembalaannya dari ancaman binatang buas (Mazmur 23: 4).
Daud adalah seorang gembala, pernah bertarung dengan singa untuk melindungi domba-dombanya. (I Samuel 17:34-37). Dalam PL (yang diteruskan juga dalam PB) kata gembala diadopsi untuk menyebut seorang raja atau pemimpin. Dalam Yehezkiel 34:1-4, mengenai para pemimpin orang Israel yang korup, nabi bernubuat: “Lalu datanglah firman Tuhan kepadaku: Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan Allah: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan.”
Sama seperti gambaran pemimpin umat yang korup seperti terdapat dalam kitab Yehezkiel ini, Yesus mengkritik para pemimpin orang Israel pada zamannya, yakni imam-imam kepala, ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi, yang tidak melaksanakan tugasnya sebagai gembala (feeder dan protector). Yesus menyebut mereka sebagai upahan yang bukan gembala. Seorang upahan, ketika melihat serigala datang dia lari meninggalkan domba-domba itu, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu (Yohanes 10: 12). Yesus meluruskan arti dan makna kata pemimpin sebagai gembala dengan menjabarkan ciri-ciri seorang gembala. Berdasarkan Yohanes 10 ini kita melihat beberapa ciri utama dari seorang pemimpin kristen yang baik:
1. Seorang pemimpin Kristen harus beriman. Seorang pemimpin kristen harus masuk melalui pintu dan pintu yang dimaksud adalah Yesus Kristus (Yohanes 10: 7 “Akulah pintu ke domba-domba itu”). Artinya seorang pemimpin Kristen, pertama-tama haruslah orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Pemimpin Kristen yakin bahwa Kristuslah yang memanggil dia untuk tugas itu. Dia melihat jabatannya, posisinya adalah mandat kristus. Karena itu seorang pemimpin Kristen yang baik adalah pertama-tama seorang Kristen yang sungguh-sungguh beriman.
Pertanyaan diskusi dan renungan: Apa makna beriman? (Roma 4: 16-25)
2. Seorang pemimpin Kristen rela berkorban demi orang-orangnya. Yesus berkata: "Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya." (Yohanes 10:11). Yesus adalah gembala yang baik yang menjadi model bagi pemimpin Kristen. Dia memberikan nyawanya bagi manusia yang adalah domba-dombanya. Pemimpin yang baik selalu mempunyai komitmen yang untuk itu dia rela mati. Yesus, Paulus, Petrus, Nommensen, Martin Luther King Jr, dsb. adalah tipe pemimpin Kristen yang baik, yang rela berkorban, bahkan sampai mati demi cita-cita perjuangannya yang diyakini sebagai panggilan Tuhan. Karena itu dari seorang pemimpin dibutuhkan kerelaan untuk berkorban,
Pertanyaan diskusi dan renungan: Apa makna berkorban bagi seorang pemimpin? (Bandingkan Markus 10: 36-45)
- Pemimpin Kristen yang baik mengenal dan mengasihi yang dipimpinnya. Karena tidak dikenal maka tidak disayang. Mengenal, menghafal dan mengingat nama orang serta memanggil mereka menurut namanya masing-masing bukan pekerjaan yang gampang. Menghafal nama dan mengingat nama berkaitan erat dengan kedekatan hubungan antara pemimpin dengan anggota. Makin dekat hubungan kita dengan seseorang, makin gampang kita mengingat nama orang itu. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bukan saja mengenal nama-nama orang yang dipimpinnya, tetapi juga masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan mereka. Dengan pengenalan itulah, maka seorang pemimpin yang bertindak sebagai gembala melakukan tugasnya sebagai feeder dan protector. Hanya pemimpin yang mengenal nama yang dipimpinlah yang mendapat pengakuan dari yang dipimpin: "Benar, orang ini adalah pemimpin". Karena itu seorang pemimpin yang baik harus mengenal dan mengasihi orang-orang yang dipimpinnya.
Pertanyaan diskusi dan renungan: Apa makna mengenal dan mengasihi di sini? (Bandingkan 1 Korintus 13: 1-13).
- Pemimpin Kristen yang baik diikuti oleh orang-orangnya. Pemimpin yang baik akan menjadi panutan yang layak diikuti. Suara pemimpin yang baik tidak hanya dikenal, tetapi juga diakui. Dalam teori kepemimpinan terdapat dua otoritas pemimpin. Satu, otoritas eksternal, yakni kuasa karena adanya jabatan, pangkat dan kedudukan. Misalnya seorang jenderal berkuasa kepada para prajurit karena sang jenderal memiliki bintang sebagai simbol kuasa eksternal. Seorang polisi lalulintas berkuasa mentertibkan lalulintas kalu dia mengenakan pakaian dinasnya. Kalau tidak, dia tidak diperdulikan orang di tengah jalan. Otoritas yang kedua adalah otoritas moral, yaitu kuasa moral yang dimiliki seorang pemimpin yang dapat menggerakkan orang lain untuk mengikuti jejaknya. Otoritas internal ini datang dari dalam diri seorang pemimpin melalui keteladannya. Paulus berkata kepada Timoteus: “Janganlah seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (I Timoteus 4:12). Karena itu seorang pemimpin Kristen yang baik harus menunjukkan citra sebagai teladan.
Pertanyaan diskusi dan renungan: Apa syarat-syarat agar kita bisa menjadi teladan? (Bandingkan 1 Timotius 3: 1-12: Yohannes 13: 1-20)
Note:
Pdt. Dr. Richard Daulay adalah mantan Sekretaris Umum PGI periode 2004 - 2009, saat ini sedang study di Columbia University, New York.
No comments:
Post a Comment