Wednesday, June 8, 2011

KEPEMIMPINAN KRISTEN
Bahan Pemahaman Alkitab di HKBP New York
Jumat,10 Juni 2011
Oleh: Pdt. Dr. Richard Daulay

“Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat” - If there is no vision, people perish (Amsal 29: 18)


Bacaan: Yohanes 10: 1-22.

Dalam Alkitab Perjanjian Lama  dan Perjanjian  Baru   akan ditemukan begitu banyak pemimpin-pemimpin yang muncul  dalam konteksnya masing-masing dengan visi dan misi yang  berbeda-beda. Musa, Yosua, Daud, Salomo, Ezra dan Nehemia adalah tokoh-tokoh  penting  dalam  PL  yang  dilahirkan  oleh  zamannya masing-masing.  Sedangkan  dalam  PB antara  lain  kita  mengenal  Yesus, Yohanes Pembaptis, Petrus, Paulus dan Timotius yang  juga mempunyai gaya kepemimpinan sendiri-sendiri.

Dalam  perbendaharaan bahasa Indonesia banyak  istilah  yang dipergunakan  mengacu pemimpin seperti: presiden, ketua, kepala,  direktur, manajer,  komandan, koordinator, boss, penguasa,  mandataris  dan eksekutif (CEO).  Sadar atau tidak sadar istilah-istilah di atas  telah pula  masuk  ke  dalam  gereja dan  komunitas  kristiani  lainnya dengan segala konsekwensinya.
         
Banyak istilah-istilah PL dan PB yang mengacu pada pemimpin, misalnya:  gembala, pelayan, penatalayan, pejabat,  rasul,  nabi, guru  (rabbi), diakon, bishop,  dan penilik.  Saya hanya  bermaksud  membahas  dan mengajak kita merenungkan arti dan makna dua sebutan pertama yang sama-sama muncul dalam PL dan PB yaitu "gembala" dan "pelayan". Karena dalam kedua istilah itu sudah tercakup makna leadership (kepemimpinan) Kristen yang sebenarnya.


Perkataan  gembala (poimen dalam PB dan ro'e dalam PL) di  Timur Tengah sebagaimana terdapat dalam  PL dan PB mempunyai dua makna  (1) pemberi  makan (feeder) dan (2) penjaga (protector).  Gembala  di Palestina adalah seorang yang bertugas untuk menuntun kawanan domba (ternak) yang digembalakannya ke padang  rumput yang  hijau dan ke air yang tenang (Mazmur 23:1-2). Gembala  juga bertanggungjawab  atas  keselamatan kawanan  domba gembalaannya dari ancaman binatang buas (Mazmur 23: 4).
         
Daud  adalah  seorang gembala, pernah  bertarung  dengan singa untuk melindungi domba-dombanya. (I Samuel 17:34-37). Dalam  PL  (yang  diteruskan juga  dalam  PB)  kata  gembala diadopsi untuk menyebut seorang raja atau pemimpin. Dalam  Yehezkiel 34:1-4, mengenai para pemimpin orang Israel yang korup, nabi bernubuat: “Lalu  datanglah  firman Tuhan kepadaku:  Hai  anak  manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah  firman  Tuhan Allah: Celakalah  gembala-gembala  Israel, yang  menggembalakan dirinya sendiri!   Bukankah  domba-domba yang  seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu?  Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu  sembelih,  tetapi domba-domba itu  sendiri  tidak  kamu gembalakan.”
         
Sama seperti gambaran pemimpin umat  yang korup seperti  terdapat dalam  kitab Yehezkiel ini, Yesus mengkritik para pemimpin  orang Israel  pada zamannya, yakni imam-imam kepala,  ahli-ahli  taurat dan orang-orang Farisi, yang tidak melaksanakan tugasnya  sebagai gembala  (feeder dan protector). Yesus menyebut  mereka  sebagai upahan yang bukan gembala. Seorang upahan, ketika melihat serigala datang dia lari meninggalkan domba-domba itu, sehingga  serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu  (Yohanes 10:  12). Yesus meluruskan arti dan makna kata  pemimpin  sebagai gembala dengan menjabarkan ciri-ciri seorang gembala. Berdasarkan Yohanes  10  ini kita melihat beberapa ciri  utama  dari  seorang pemimpin kristen yang baik:

1.   Seorang pemimpin Kristen harus beriman. Seorang pemimpin kristen harus masuk melalui pintu dan pintu yang dimaksud adalah Yesus Kristus (Yohanes 10: 7 “Akulah pintu ke domba-domba itu”). Artinya seorang pemimpin  Kristen, pertama-tama haruslah orang yang percaya kepada Yesus Kristus.  Pemimpin Kristen yakin bahwa Kristuslah yang  memanggil dia  untuk tugas itu. Dia melihat jabatannya,  posisinya adalah  mandat kristus. Karena itu seorang pemimpin Kristen  yang baik adalah pertama-tama seorang Kristen yang sungguh-sungguh beriman.

Pertanyaan diskusi dan renungan: Apa makna beriman? (Roma 4: 16-25)

2.   Seorang pemimpin Kristen rela berkorban demi orang-orangnya. Yesus berkata: "Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya."  (Yohanes 10:11). Yesus adalah gembala yang baik  yang menjadi  model bagi pemimpin Kristen. Dia  memberikan  nyawanya bagi manusia yang adalah  domba-dombanya. Pemimpin yang baik selalu mempunyai komitmen yang untuk itu dia rela mati. Yesus, Paulus, Petrus, Nommensen,  Martin Luther King Jr,  dsb. adalah tipe  pemimpin Kristen yang baik, yang  rela  berkorban,  bahkan sampai  mati demi cita-cita perjuangannya yang  diyakini  sebagai panggilan  Tuhan.  Karena itu dari seorang pemimpin  dibutuhkan kerelaan untuk berkorban,

Pertanyaan diskusi dan renungan: Apa makna berkorban bagi seorang pemimpin? (Bandingkan Markus 10: 36-45)

  1. Pemimpin Kristen yang baik mengenal dan mengasihi yang dipimpinnya. Karena tidak dikenal maka tidak disayang. Mengenal,  menghafal  dan mengingat nama  orang  serta  memanggil mereka  menurut namanya masing-masing bukan pekerjaan  yang  gampang.  Menghafal  nama dan mengingat nama berkaitan  erat  dengan kedekatan hubungan antara pemimpin dengan anggota. Makin dekat hubungan kita  dengan seseorang, makin gampang kita mengingat  nama  orang itu. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bukan saja  mengenal nama-nama  orang yang dipimpinnya, tetapi  juga  masalah-masalah dan  kebutuhan-kebutuhan mereka. Dengan pengenalan  itulah,  maka seorang pemimpin yang bertindak sebagai gembala melakukan tugasnya  sebagai  feeder dan protector. Hanya pemimpin  yang  mengenal nama  yang dipimpinlah  yang mendapat pengakuan dari yang  dipimpin:  "Benar,  orang  ini adalah pemimpin".  Karena  itu seorang pemimpin yang baik harus mengenal dan mengasihi orang-orang yang dipimpinnya.

Pertanyaan diskusi dan renungan: Apa makna mengenal dan mengasihi di sini? (Bandingkan 1 Korintus 13: 1-13).

  1.  Pemimpin Kristen yang baik diikuti oleh orang-orangnya. Pemimpin  yang  baik akan menjadi panutan   yang  layak  diikuti. Suara pemimpin yang baik tidak hanya dikenal, tetapi juga diakui. Dalam  teori kepemimpinan terdapat dua otoritas  pemimpin.  Satu, otoritas  eksternal, yakni kuasa karena adanya  jabatan,  pangkat dan  kedudukan.  Misalnya seorang jenderal berkuasa  kepada  para prajurit  karena  sang jenderal memiliki bintang  sebagai  simbol kuasa  eksternal. Seorang polisi lalulintas berkuasa  mentertibkan lalulintas kalu dia mengenakan pakaian dinasnya. Kalau tidak, dia tidak diperdulikan  orang di tengah jalan.  Otoritas yang kedua  adalah otoritas moral, yaitu kuasa moral yang dimiliki seorang  pemimpin yang dapat menggerakkan orang lain untuk mengikuti  jejaknya. Otoritas  internal  ini datang dari dalam diri  seorang  pemimpin melalui  keteladannya. Paulus berkata kepada Timoteus:  Janganlah seorangpun  menganggap engkau rendah karena engkau muda.  Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam  tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam  kesucianmu." (I Timoteus 4:12). Karena itu seorang pemimpin Kristen  yang baik  harus menunjukkan citra sebagai teladan.

Pertanyaan diskusi dan renungan:  Apa syarat-syarat agar kita bisa menjadi teladan? (Bandingkan 1 Timotius 3: 1-12: Yohannes 13: 1-20)


Note:
Pdt. Dr. Richard Daulay adalah mantan Sekretaris Umum PGI periode 2004 - 2009, saat ini sedang study di Columbia University, New York.

No comments:

Post a Comment